Beratnya beban kerja ternyata bukan sebab utama stres pada kebanyakan pekerja. Kelelahan psikologis saat kerja bukan pula semata-mata karena olok-olok antara pekerja atau karyawan.
Penyebab stres kerja, menurut penelitian baru-baru ini seperti dilansir MedicalDaily, lebih dikarenakan ketidakadilan di tempat kerja, lingkungan kerja, dan atasan atau pimpinan yang terus-menerus tidak puas
Pengertian stress akibat kerja
Stress akibat kerja atau stress kerja adalah respon fisik dan emosional yang berbahaya yang timbul bila tuntutan pekerjaan tidak sesuai dengan kemampuan atau kebutuhan pekerja (NIOSH).
Definisi lain menyatakan bahwa stress merupakan respon fisiologik, psikologik dan perilaku dari seseorang untuk mencari penyesuaian terhadap tekanan internal dan eksternal.
BACA JUGA
Faktor - faktor penyebab
Faktor-faktor penyebab timbulnya masalah stress kerja dapat dikelompokkan menjadi : lingkungan fisik, organisasi, cara organisasi ditangani, peran dalam organisasi, relasi dalam organisasi, pengembangan karir, hubungan sosial dan personal, peralatan dan kemampuan individu. Gejala stress akibat kerja dapat berupa:
- Gejala Fisiologis berupa otot tegang, jantung berdebar, perut mual dan keringat dingin.
- Gejala Psikologis dapat berupa mudah marah, emosi melerdak-ledak, mudah panik.
- Gejala Psikosomatik bisa dalam bentuk gangguan otot dan tulang / muskuloskeletal (nyeri otot, kram), gangguan sistem pernafasan (asma, spasme bronchitis), gangguan pembuluh darah jantung / kardiovaskuler (migraine, hipertensi, stroke), gangguan kulit (eksim, psoriasis, dermatitis kronis, jerawat), kelenjar endokrin (hipertiroid, diabetes, infertilitas), gangguan sistem saraf (neurostenia), gangguan mata (glaukoma) gangguan pencernaan / gastrointestinal (gastritis/ radang lambung, peptic ulcer/ tukak lambung, diare) dan gangguan genitourinarial ( dismenorhea, gangguan haid).
- Perilaku
Diagnosis stress akibat kerja
Langkah-langkah dalam menegakkan diagnosis stress akibat kerja adalah sebagai berikut : melakukan pengisian kuesioner stress kerja, menentukan pajanan di tempat kerja.menentukan adanya hubungan pajanan dengan diagnosis klinis, menilai besarnya pajanan dapat dinilai dari:
- Beban kerja yang melebihi kapasitasnya, jam istirahat yang kurang,
- Tidak adanya pengaturan shift kerja yang baik,
- Waktu kerja yang lama, lebih dari 8 jam perhari,
- Pekerjaan yang monkton selama masa kerja,
- Tidak ada refreshing selama bekerja,
- Tidak ada kejelasan tentang jenjang karir,
- Job tidak sesuai keahliannnya, komunikasi yang bururk di tempat kerja,
- Hubungan atasan dengan bawahan, hubungan antar sesama teman yang tidak harmonis dan tidak ada penghargaan bagi karyawan.
- Peranan faktor individu, jenis kepribadian, jenis kelamin dan taraf pendidikan; faktor risiko di luar pekerjaanà faktor keluarga, lingkungan sosial di masyarakat.
Cara praktis mengatasi stress
Untuk perorangan :
- Melihat hidup sebagai suatu realita denga bijak
- Olah raga ringan yang teratur dan terukur
- Cari kesempatan untu bersantai
- Kendalikan berat badan dengan gizi yang seimbang
- Rekreasi/hobby yang sehat
- Hindari ketergantungan terhadap NARKOBA, kopi dan rokok
Untuk kelompok :
- Rekreasi atau olahraga bersama
- Rotasi kerja atau pengaturan kerja
- Pemberian pelatihan basic mentality
- Langkah-langkah untuk pengendalian stress akibat kerja ( NIOSH, 1990) : (1)
- Menyesuaikan beban kerja fisik maupun mental dengan kapasitas dan kemampuan masing-masing.
- Menyesuaikan jam kerja dengan tuntutan tugas maupun tanggung jawab di luar pekerjaan
- Memberi kesempatan pengembangan karir atau promosi menurut kemampuan dan keahlian tertentu
- Mengupayakan lingkungan sosial yang sehat di tempat kerja
- Mengadakan rotasi tugas untuk pengembangan tigas dan peningkatan karir
- Melakukan penilaian risiko stress
- Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman
- Melakukan meditasi dan relaksasi
BACA JUGA
Referensi :
Kamal K, “Penerapan Kesehatan Kerja Praktis bagi Dokter dan Manajemen Perusahaan”, hal. 71-78; Balai Penerbit FKUI, Januari 2011
Direktorat BinaKesja dan OR, “Gangguan Kesehatan Akibat Faktor Psikososial di Tempat Kerja”, hal. 11-20; Kementerian Kesehatan RI, 2011
Harrianto R, “ Buku Ajar Kesehatan Kerja”, hal.267-278 ; EGC, 2013
Comments
Post a Comment