Skip to main content

Mengenal ISO 45001:2018

Apa Itu ISO

ISO bukan singkatan, pada awalnya, singkatan dari nama lembaga tersebut adalah IOS dalam bahasa Inggris (International Organization for Standardization) atau OIN dalam bahasa Perancis (Organisation internationale de normalisation) sebelum akhirnya ditetapkan menggunakan nama ISO, diambil dari bahasa Yunani ISOS yang berarti sama.

Pengertian ISO 45001

ISO 45001 adalah standar internasional yang menetapkan persyaratan untuk keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yaitu sistem manajemen, untuk memungkinkan suatu organisasi untuk secara proaktif meningkatkan kinerja dalam mencegah kecelakaan kerja dan PAK. Diakhir tahun 2018, ISO telah mempublikasikan standar internasional ISO 45001:2018 tentang “Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehtan Kerja-Persyaratan dengan Pedoman Penggunaan” yang kemudian diadopsi BSN menjadi Standar Nasional Indonesia (SNI) dengan nama SNI ISO 45001:2018.

Penerapan dan sertifikasi standar ini merupakan Langkah yang tepat jika suatu perusahaan ingin mendapatkan pengakuan secara internasional dari penerapan SMK3 di organisasinya. Dengan terbitnya standar ini, tentu merupakan harapan baru bagi perusahaan dalam menyempurnakan SMK3-nya melalui integritas penerapan PP No. 50 Tahun 2012 dan SNI ISO 25001:2018 Sehingga mampu mematuhi regulasi terkait k3 sekaligus diakui secra internasional (Badan Standardisasi Nasional Tangerang Selatan 2019).

BACA JUGA

Manfaat Penerapan ISO 45001

  • Mengurangi dan meminimalisir kecelakaan kerja atau sakit akibat kerja
  • Mengidentifikasi bahaya dan resiko yang terkait dengan aktivitasnya dan berusaha untuk menghilangkannya, atau melakukan kontrol untuk meminimalkan dampak potensial resiko dan bahayanya.
  • Meningkatkan kesadaran akan risiko K3
  • Membantu dan mematuhi peraturan pemerintah
  • Menetapkan pengendalian operasional untuk mengelola risiko Kesehatan dan keselamatan kerja dan persyaratan hukum dan lainnya
  • Mengevaluasi kinerja kesehatan dan keselamatan kerja dan berusaha untuk memperbaikinya, melalui tindakan yang tepat dan secara berkesinambungan
  • Memastikan pekerja berperan aktif dalam masalah K3
  • Memaksimalkan Efektifitas dan Efisiensi pekerja dan alat dengan mengurangi downtime karena cedera atau sakit akibat kerja
  • Membuka pasar baru terutama bagi customer yang mensyaratkan K3
  • Memenuhi persyaratan Tender, dll
  • Mengurangi keseluruhan biaya insiden
  • Mengurangi downtime dan biaya gangguan operasi
  • Mengurangi biaya premi asuransi
  • Mengurangi ketidakhadiran dan tingkat turnover karyawan

Perbedaan ISO 45001:2018 dengan OHSAS 18001:2007

ISO 45001 mengadopsi High Level Structure (struktur tingkat tinggi) yang terdiri dari 10 klausul yang bertujuan untuk memudahkan integrasi dengan sistem manajemen lainnya.

Karena mengadopsi High Level Structure, maka ISO 45001 juga menerapkan “Organization and Context”. Sebelum melakukan penyusunan SMK3, organisasi harus mempertimbangkan isu internal dan eksternal, kebutuhan dan harapan dari pihak-pihak yang berkepentingan (seperti pemerintah, customer, supplier, karyawan, shareholder dan masyarakat atau komunitas sekitar).

Selain itu, didalam High Level Structure terdapat peran kepemimpinan (leadership) yang baik. ISO 45001 menuntut integrasi aspek K3 kedalam sistem manajemen perusahaan untuk dapat mendorong Top Manajemen memiliki peran kepemimpinan yang kuat terhadap SMK3. Sedangkan dalam OHSAS 18001, tanggung jawab K3 di delegasikan kepada manajer K3.

Didalam ISO 45001, organisasi juga dipersyaratkan untuk mengidentifikasi dan mengendalikan risiko dan peluang K3 lainnya yang berkaitan dengan keberlangsungan organisasi. Sedangkan didalam OHSAS 18001 hanya mempertimbangkan risiko K3 saja.

ISO 45001 lebih menekankan dan mendorong partisipasi serta kontribusi pekerja dalam menyusun SMK3. Sedangkan OHSAS 18001 tidak menerangkan secara jelas tentang partisipasi pekerja dalam SMK3.

ISO 45001 menuntuk pemasok barang dan jasa untuk memenuhi persyaratan K3, karena pemasok barang dan jasa merupakan bagian yang mempengaruhi kinerja organisasi K3. Sedangkan OHSAS 18001 tidak spesifik menuntut ini.

ISO 45001 bersifat dinamis pada semua klausul dan menggunakan pendekatan proses. Sedangkan OHSAS 18001 lebih berdasarkan prosedur sehingga tidak dinamis.

BACA JUGA

Perbedaan ISO 45001:2018 dengan SMK3 PP 50

Perbedaan antara SMK3 dan ISO 45001 ada terletak pada tipe dan bidang organisasi. ISO 45001 bisa diimplementasikan di semua jenis organisasi dan badan usaha, baik perusahaan yang memproduksi manufaktur, jasa atau konsultan. Sehingga ISO 45001 adalah standar umum dari istilah dan persyartannya. Dan dibawah ini adalah istilah-istilah yang berbeda antara ISO 45001 dan SMK3:

Preventive Action atau tindakan pencegahan diganti dengan istilah:

  • Determining of External and Internal Issue di pasal 4.1
  • Action to address risk associated with threat and opportunities di pasal 6.1
  • Commitment to applicable legal and other requirements to which organisation subscribe di pasal 5.2
  • Emergency Response Preparedness (potential emergency identified, planned , emergency procedures tested di pasal 8.6

Risk

Pada ISO 45001 terdapat istilah “Risk” begitu beragam di berbagai Negara. Biasa juga disebut “risk control” atau “hazard identification”.

The Worker

The Worker atau pekerja mempunyai isitlah yang berbeda-beda di berbagai Negara. Didalam ISO 45001, the Worker adalah orang yang bekerja di organsisasi/badan usaha. hal tersebut juga termasuk subkontraktornya.

Comments

Popular posts from this blog

Bahaya Memakai Perhiasan Di Tempat Kerja

Bila dipakai pada tempatnya, perhiasan akan menciptakan keindahan yang menawan. Namun memakai perhiasan di tempat kerja ternyata mempunyai potensi bahaya yang sangat besar. Jangan memakai cincin, gelang atau kalung di tempat kerja sebab: BACA JUGA Minuman favorit perusak tubuh Efek penggunaan earphone ditempat kerja Mengenal bahaya timbal atau Pb Cincin, gelang, dan kalung bisa menyangkut pada mesin-mesin yang berputar yang akan menarik anda ke dalam putaran mesin tersebut. Cincin atau gelang anda bisa menyangkut pada sesuatu yang menonjol ketika anda terpeleset, jatuh, atau meloncat dari ketinggian. Cincin, gelang atau kalung anda dapat mengalirkan arus listrik ketubuh anda. Ingat barang-barang tersebut adalah penghubung arus listrik ketika anda bekerja dengan peralatan listrik. Kecelakaan yang disebabkan oleh perhiasan dapat mengakibatkan hilangnya jari tangan atau bahkan kematian. Pastikanlah untuk selalu melepas perhiasan anda sebelum mulai bekerja. Hal itu bisa menyelamatkan jar

Bahaya Getaran (Vibration) ditempat kerja

Dalam kegiatan sehari – hari di workshop atau bahkan di rumah kita sering menggunakan peralatan / tools yang menimbulkan getaran. Dari segi kesehatan getaran dapat menimbulkan beberapa resiko bagi kesehatan. Contoh mesin loundry yang bergetar dapat memajani petugas melalui transmisi/penjalaran, baik getaran yang mengenai seluruh tubuh ataupun getaran setempat yang merambat melalui tangan atau lengan operator. Safety talk kali ini akan membahas mengenai bahaya getaran bagi tubuh kita Definisi Getaran atau vibrasi adalah faktor fisik yang ditimbulkan oleh subjek dengan gerakan osilasi. Vibrasi dapat terjadi local atau seluruh tubuh. BACA JUGA Pedoman keselamatan pada jari dan tangan Bahaya menjadi tukang las atau welder MInuman favorit perusak tubuh Efek kesehatan : Terhadap sistem peredaran darah : Dapat berupa kesemutan jari tangan waktu bekerja, Terhadap sitem tulang, sendi dan otot, berupa gangguan osteo articular (gangguan pada sendi jari tangan ) Terhadap system syaraf : Paraste

Bahaya Menjadi Tukang Las (Welder)

Terdapat beberapa segi negatif dari pekerjaan ”Tukang Las” diantaranya adalah berasal dari faktor zat kimia yang terdiri dari elektroda, asap, debu dan gas, kemudian dari zat biologis yaitu bakteri, zat fisik yaitu kebisingan dan temperatur serta dari sisi ergonomik. Pada pekerja las yang diamati akan dilihat mengenai dampak pneumoconiosis adalah metode pengelasan yang digunakan adalah Arc Welding atau menggunakan bahan Consumable Electrodes. Material ini akan dapat membuat pekerja las sering tepapar gas-gas berbahaya dan partikulat asing. Proses-proses seperti pengelasan dengan flux-cored arc welding dan shielded metal arc welding akan menimbulkan asap yang mengandung partikel-partikel yang terdiri dari berbagai macam tipe-tipe oksida. Gas-gas berbahaya ini akan dapat mengakibatkan penyakit Metal Fume Fever bagi pekerja. Metal Fume Fever terjadi akibat terhisapnya uap atau asap (Fume) dari Zn, Mg, atau Oksida-nya. Kondisi dermatitis industri dapat dilihat dari segi zat fisis yaitu