Skip to main content

Mengendalikan Diabetes Lewat Olahraga

Berdasarkan prediksi WHO jumlah penderita diabetes militus di Indonesia yang pada tahun 2000 sebanyak 8,4 juta jiwa akan meningkat hingga angka 21,3 juta jiwa pada tahun 2030. Perkembangan yang begitu besar ini ternyata sangat dipengaruhi oleh gaya hidup yang tidak sehat.

Yang berpotensi terkena penyakit ini, antara lain penderita obesitas, mereka yang kurang berolahraga dan juga mereka yang tidak mengontrol nutrisi dalam total asupan sehari-hari, diet rendah serta dan lemak jenuh yang rendah serta mereka yang memiliki faktor keturunan. Olahraga secara rutin memang sangat dibutuhkan oleh setiap orang, karena olahraga teratur dapat mengendalikan risiko diabetes. Sementara bagi penderita diabetes sendiri, manfaat berolahraga adalah:
1. Membakar kalori dan mengurangi lemak tubuh sehingga meningkatkan kemampuan metabolisme sel dalam menyerap dan menyimpan glukosa.
2. Meningkatkan sirkulasi darah, terutama pada kaki dan tangan, dimana biasanya penderita diabetes memiliki masalah.
3. Mengurangi stress yang sering menjadi pemicu kenaikan glukosa darah.
4. Penderita diabetes yang rajin berolahraga dapat melepaskan diri dari ketergantungan obat.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam berolahraga bagi penderita diabetes antara lain:
1. Konsultasikan dengan dokter sebelum menjalani program olah raga . dokter akan merekomendasikan jenis olah raga apa yang boleh anda lakukan sesuai dengan kondisi anda. Dokter akan melarang anda berolah raga apabila :
• Glukosa darah anda lebih dari 250 mg/dl.
• Anda memiliki gejala retinopati (kerusakan pembuluh darah pada mata), neuropati (kerusakan syaraf dan sirkulasi darah pada anggota badan), nefropati (kerusakan ginjal) dan gangguan jantung seperti jantung koroner, infark miokard, arritmia dan lainnya. Bila tidak ada larangan mulailah dengan olah raga ringan seperti senam aerobik, berjalan dan bersepeda. Jenis olah raga ini memperdalam pernafasan dan meningkatkan kerja jantung. Bagi anda yang tidak pernah berolah raga, awali 10-20 menit setiap kali latihan, beberapa kali seminggu.
2. Sebelum berolahraga, pastikan kenyamanan dan keamanan sepatu yang dipakai:
• Selalu gunakan kaus kaki yang nyaman.
• Periksa apakah ada kerikil atau benda lain sebelum mengenakan sepatu.
3. Hindari lecet atau goresan di kaki.
4. Bila anda memiliki masalah di kaki, sebaiknya pilih berenang, senam atau bersepeda yang tidak terlalu membenani kaki.
5. Jangan mengangkat beban berat karena dapat meningkatkan tekanan darah secara tiba-tiba.
6. Awali dan akhiri latihan dengan pemanasan dan pendinginan selama 5 – 10 menit untuk mengurangi risiko jantung dan cidera otot.
7. Jangan menambah porsi latihan secara drastis. Setiap kali, naikkan hanya satu faktor saja (frekuensi, lama atai intensitas latihan).
8. Kenakan tanda pengenal diabetes, agar orang tahu bila terjadi sesuatu dengan anda. Hipoglikemi adalah risiko yang dapat terjadi ketika berolahraga. Kenaikan penyerapan glukosa oleh otot dapat menurunkan gula darah ke tingkat yang rendah (hipoglikemi). Gejala hipoglikemi adalah badan gemetar, jantung berdebar, keringat bertambah, rasa lapar, pusing, lesu, bingung dan perubahaan mood yang cepat.
9. Bila terkena hipoglikemi:
• Lakukan tes gula darah untuk mengecek.
• Konsumsi makanan atau miniman manis, misalnya jus atau manisan buah. Hindari makanan yang mengandung lemak karena menghalangi penyerapan glukosa oleh tubuh.
• Istirahat selama 10-15 menit dan lakukan pengecekan lagi sebelum melanjutkan latihan. Jangan meneruskan berolahraga bila gula darah dibawah 100 mg/dl.
• Bila melanjutkan berolah raga, selalu waspada terhadap munculnya kembali gejala hipoglikemi.
• Setelah selesai berolah raga, makanlah makanan yang mengandung karbohidrat kompleks seperti ubi, roti dan jagung.
10. Lakukan tes glukosa darah 12 jam setelah latihan yang agak berat untuk mengecek adanya hipoglikemi yang muncul setelah latihan (late onset).
11. Berolahragalah dengan gembira.

Comments

Popular posts from this blog

Bahaya Memakai Perhiasan Di Tempat Kerja

Bila dipakai pada tempatnya, perhiasan akan menciptakan keindahan yang menawan. Namun memakai perhiasan di tempat kerja ternyata mempunyai potensi bahaya yang sangat besar. Jangan memakai cincin, gelang atau kalung di tempat kerja sebab: BACA JUGA Minuman favorit perusak tubuh Efek penggunaan earphone ditempat kerja Mengenal bahaya timbal atau Pb Cincin, gelang, dan kalung bisa menyangkut pada mesin-mesin yang berputar yang akan menarik anda ke dalam putaran mesin tersebut. Cincin atau gelang anda bisa menyangkut pada sesuatu yang menonjol ketika anda terpeleset, jatuh, atau meloncat dari ketinggian. Cincin, gelang atau kalung anda dapat mengalirkan arus listrik ketubuh anda. Ingat barang-barang tersebut adalah penghubung arus listrik ketika anda bekerja dengan peralatan listrik. Kecelakaan yang disebabkan oleh perhiasan dapat mengakibatkan hilangnya jari tangan atau bahkan kematian. Pastikanlah untuk selalu melepas perhiasan anda sebelum mulai bekerja. Hal itu bisa menyelamatkan jar

Bahaya Getaran (Vibration) ditempat kerja

Dalam kegiatan sehari – hari di workshop atau bahkan di rumah kita sering menggunakan peralatan / tools yang menimbulkan getaran. Dari segi kesehatan getaran dapat menimbulkan beberapa resiko bagi kesehatan. Contoh mesin loundry yang bergetar dapat memajani petugas melalui transmisi/penjalaran, baik getaran yang mengenai seluruh tubuh ataupun getaran setempat yang merambat melalui tangan atau lengan operator. Safety talk kali ini akan membahas mengenai bahaya getaran bagi tubuh kita Definisi Getaran atau vibrasi adalah faktor fisik yang ditimbulkan oleh subjek dengan gerakan osilasi. Vibrasi dapat terjadi local atau seluruh tubuh. BACA JUGA Pedoman keselamatan pada jari dan tangan Bahaya menjadi tukang las atau welder MInuman favorit perusak tubuh Efek kesehatan : Terhadap sistem peredaran darah : Dapat berupa kesemutan jari tangan waktu bekerja, Terhadap sitem tulang, sendi dan otot, berupa gangguan osteo articular (gangguan pada sendi jari tangan ) Terhadap system syaraf : Paraste

Bahaya Menjadi Tukang Las (Welder)

Terdapat beberapa segi negatif dari pekerjaan ”Tukang Las” diantaranya adalah berasal dari faktor zat kimia yang terdiri dari elektroda, asap, debu dan gas, kemudian dari zat biologis yaitu bakteri, zat fisik yaitu kebisingan dan temperatur serta dari sisi ergonomik. Pada pekerja las yang diamati akan dilihat mengenai dampak pneumoconiosis adalah metode pengelasan yang digunakan adalah Arc Welding atau menggunakan bahan Consumable Electrodes. Material ini akan dapat membuat pekerja las sering tepapar gas-gas berbahaya dan partikulat asing. Proses-proses seperti pengelasan dengan flux-cored arc welding dan shielded metal arc welding akan menimbulkan asap yang mengandung partikel-partikel yang terdiri dari berbagai macam tipe-tipe oksida. Gas-gas berbahaya ini akan dapat mengakibatkan penyakit Metal Fume Fever bagi pekerja. Metal Fume Fever terjadi akibat terhisapnya uap atau asap (Fume) dari Zn, Mg, atau Oksida-nya. Kondisi dermatitis industri dapat dilihat dari segi zat fisis yaitu