Skip to main content

SEATING DESAIN KURSI

Dalam mendesain kursi perlu diperhatikan antara dimensi kursi sesuai dengan dimensi tubuh pengguna, agar tercapai kenyamanan dan mendapatkan posisi yang bagus. maka perlu diperhatikan beberapa data antropometri yang relevant untuk mendesain kursi : 

Data antropometri untuk mendesain kursi Men Women 5th %ile 50th %ile 95th %ile 5th %ile 50th %ile 95th %ile Knee Height 490 545 595 455 500 540 Popliteal Height (floor to underside of knee) 395 440 490 355 400 445 Buttock-knee length (to back of knee) 440 495 550 435 480 530 Elbow height (from seat) 195 245 295 185 235 280 Mid-lumbar height (from seat) 195 240 285 195 230 265 Shoulder height (from seat) 540 595 645 505 555 610 Mid-cervical height (from seat) 660 725 785 605 660 720 Hip breadth (maximum) 310 360 405 310 370 435.
  • SEAT HEIGHT (H) Seat hight adalah jarak dari lantai tinggi alas tempat duduk. Lihat gambar diatas. H tidak boleh melebihi tinggi poplitea wanita terpendek (5th % women, biasanya : 400 mm). H yang terlalu tinggi dapat mengakibatkan tekanan pembuluh darah, akibatnya aliran darah terhambat. Bila agak lama dapat menimbulkan keluhan “kesemutan”, “kaki bengkak”, “nyeri”.
  • SEAT DEPTH (D) Tidak melebihi panjang jarak ‘buttock-popliteal’ (5th % women= 435 mm), Ukuran minimal 300 mm masih memadai, Bila D terlalu panjang, orang sulit mencapai sandaran, mempersulit gerakan berdiri, gangguan aliran darah tungkai bawah beserta gejala-gejala yang menyertainya.
  • SANDARAN KURSI (BACKREST) Sandaran kursi berfungsi untuk menyangga beban yang diderita oleh punggung belakang. Semakin tinggi sandaran kursi, semakin tinggi efektivitas penyanggaannya, tetapi sebaliknya aspek mobilitasnya semakin berkurang. Pada sandaran terdapat hal-hal penting yang perlu diperhatikan seperti : Lumbal pad (X) dan bagian yang relatif datar atau sedikit cekung (Y) Ada 3 tingkatan sandaran : 1. Sandaran kursi rendah (low level backrest) Berfungsi hanya untuk menyangga bagian lumbal. Tonjolan (dari bagian depan tonjolan hingga bagian belakang) penyangga lumbal (lumbal pad) biasanya berkisar antara 15-20 mm 2. Sandaran kursi menengah (middle level backrest) Berfungsi menyangga seluruh bagian bahu. Ukuran tinggi yang dibuat harus cocok untuk ukuran anthropometri orang yang paling besar (laki-laki, 95th %ile). Biasanya 645 mm. 3. Sandaran kursi tinggi (high level backrest) Berfungsi menyangga seluruh berat kepala dan leher. Diperlukan ketinggian 900 mm untuk mencakup 95th %ile kaum laki-laki).
  • BACKREST ANGLE OR RAKE Semakin miring semakin banyak berat badan yang disupport oleh backrest tekanan kompresi pada batas tulang punggung dan panggul (L5/S1) menjadi berkurang  Semakin besar sudut antara paha dan tulang punggung lordosis lumbal bertambah bagian horizontal dari vertebrata yang mengalami tekanan kompresi semakin bertambah.  Optimal angle = 100 - 110.  Sudut yang berlebih adalah tidak cocok untuk untuk “low” atau medium level backrest karena menyebabkan bagian atas badan menjadi tidak tersangga.
  • LEBAR KURSI (SEAT WIDTH) Untuk sekedar menyangga BB lebar yang diperlukan adalah lebar panggul maksimum dikurangi 5 cm. Bila terdapat armrest, maka clearance antara armrest kiri dan kanan perlu menjadi pertimbangan Contoh : Dari data antropometri suatu populasi kita dapatkan : a. Lebar panggul laki-laki 95th %ile adalah 43,5 cm b. Lebar antara siku kanan dan kiri + 55cm Setelah ditambahkan faktor koreksi (pakaian dan asesorisnya) kepada data (a), maka clearance yang dibutuhkan biasanya menjadi 50 cm Kadangkala clereance untuk hal ini juga diperoleh dengan memperhitungkan lebar antara siku kanan dan kiri yaitu 55cm.
  • SEAT ANGLE or TILT  Good contac dengan backrest  Keperluan umum = 5 - 10  ARMREST Armrest dapat berfungsi sebagai penunjang tambahan untuk posture. Disamping itu armrest juga dapat membantu untuk pergerakan berdiri dan duduk ke kursi. Armrest sebaiknya dapat menyangga jaringan lunak lengan bawah. Bantalan pada armrest harus dibuat sedemikian rupa sehingga permukaan tulang yang keras disekitar siku dapat terjaga • Inside width : 18,2 inch (460 mm) min • Forward of seatback : 12,0 inch (305 mm) max • Width : -2,0 inch (51 mm) • Covering : Cloth (preferred).
  • LEGROOM  Lateral legroom Lateral legroom memberikan clereance yang dibutuhkan oleh paha dan lutut yang disarankan 500-600 mm  Vertical legroom Adalah clereance vertical yang dibutuhkan untuk keleluasaan gerak lutut dan paha. Terdapat dua pilihan parameter yang menentukan perhitungan :  Tinggi lutut populasi laki-laki 95th % ile  Clearance yang tertinggi untuk paha diatas puncak permukaan kursi. Biasanya digunakan dengan menjumlahkan tinggi popliteal dan ketebalan paha. Data yang digunakan adalah untuk 95th%ile laki-laki.  Forward legroom Clereance yang dibutuhkan, diperhitungkan dengan memperhatikan berapa jarak antara buttock ke lutut. Bila duduk, perut seringkali menjadi pembatas gerakan seseorang karena perut membentur membentur pinggiran meja. Disamping hal tersebut untuk keleluasaan kaki, perlu juga diperhitungkan penambahan legroom sepanjang panjangnya kaki. Dalam praktek, dari kesemua jenis legroom, penentuan forward legroom adalah yang terumit. Oleh karena itu, dalam praktek forward legroom diperhitungkan dengan : jarak antara buttock dan lutut dikurangi dengan ketebalan perut, lalu ditambah dengan panjang kaki.
  • SEAT SURFACE Yang menjadi perhatian penting pada seat surface adalah mendistribusikan secara merata tekanan yang diderita buttock. Untuk itu desain harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : Shapping Padding Beberapa konsensus dasar disepakati sebagai berikut : 1. Permukaan kursi sebaiknya kurang lebih rata, walaupun ujung depannya disarankan lebih berbentuk bulat. 2. Upholstery sebaiknya agak kaku ketimbang lembek. Dengan demikian diharapkan orang yang berat tidak cenderung amblas kedalam upholstery yang lebih besar dari 25mm 3. Covering material sebaiknya dipilih yang berpori agar menjaga ventilasi.

Comments

  1. I don't even know how I ended up here, but
    I thought this submit was once good. I don't understand who you might be
    however certainly you're going to a well-known blogger should you are not already.
    Cheers!

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Bahaya Memakai Perhiasan Di Tempat Kerja

Bila dipakai pada tempatnya, perhiasan akan menciptakan keindahan yang menawan. Namun memakai perhiasan di tempat kerja ternyata mempunyai potensi bahaya yang sangat besar. Jangan memakai cincin, gelang atau kalung di tempat kerja sebab: BACA JUGA Minuman favorit perusak tubuh Efek penggunaan earphone ditempat kerja Mengenal bahaya timbal atau Pb Cincin, gelang, dan kalung bisa menyangkut pada mesin-mesin yang berputar yang akan menarik anda ke dalam putaran mesin tersebut. Cincin atau gelang anda bisa menyangkut pada sesuatu yang menonjol ketika anda terpeleset, jatuh, atau meloncat dari ketinggian. Cincin, gelang atau kalung anda dapat mengalirkan arus listrik ketubuh anda. Ingat barang-barang tersebut adalah penghubung arus listrik ketika anda bekerja dengan peralatan listrik. Kecelakaan yang disebabkan oleh perhiasan dapat mengakibatkan hilangnya jari tangan atau bahkan kematian. Pastikanlah untuk selalu melepas perhiasan anda sebelum mulai bekerja. Hal itu bisa menyelamatkan jar

Bahaya Getaran (Vibration) ditempat kerja

Dalam kegiatan sehari – hari di workshop atau bahkan di rumah kita sering menggunakan peralatan / tools yang menimbulkan getaran. Dari segi kesehatan getaran dapat menimbulkan beberapa resiko bagi kesehatan. Contoh mesin loundry yang bergetar dapat memajani petugas melalui transmisi/penjalaran, baik getaran yang mengenai seluruh tubuh ataupun getaran setempat yang merambat melalui tangan atau lengan operator. Safety talk kali ini akan membahas mengenai bahaya getaran bagi tubuh kita Definisi Getaran atau vibrasi adalah faktor fisik yang ditimbulkan oleh subjek dengan gerakan osilasi. Vibrasi dapat terjadi local atau seluruh tubuh. BACA JUGA Pedoman keselamatan pada jari dan tangan Bahaya menjadi tukang las atau welder MInuman favorit perusak tubuh Efek kesehatan : Terhadap sistem peredaran darah : Dapat berupa kesemutan jari tangan waktu bekerja, Terhadap sitem tulang, sendi dan otot, berupa gangguan osteo articular (gangguan pada sendi jari tangan ) Terhadap system syaraf : Paraste

Bahaya Menjadi Tukang Las (Welder)

Terdapat beberapa segi negatif dari pekerjaan ”Tukang Las” diantaranya adalah berasal dari faktor zat kimia yang terdiri dari elektroda, asap, debu dan gas, kemudian dari zat biologis yaitu bakteri, zat fisik yaitu kebisingan dan temperatur serta dari sisi ergonomik. Pada pekerja las yang diamati akan dilihat mengenai dampak pneumoconiosis adalah metode pengelasan yang digunakan adalah Arc Welding atau menggunakan bahan Consumable Electrodes. Material ini akan dapat membuat pekerja las sering tepapar gas-gas berbahaya dan partikulat asing. Proses-proses seperti pengelasan dengan flux-cored arc welding dan shielded metal arc welding akan menimbulkan asap yang mengandung partikel-partikel yang terdiri dari berbagai macam tipe-tipe oksida. Gas-gas berbahaya ini akan dapat mengakibatkan penyakit Metal Fume Fever bagi pekerja. Metal Fume Fever terjadi akibat terhisapnya uap atau asap (Fume) dari Zn, Mg, atau Oksida-nya. Kondisi dermatitis industri dapat dilihat dari segi zat fisis yaitu